Wednesday, January 30, 2008

Kami Bangga Menjadi Musuh AS - Syed Hassan Nasrullah



Hizbullah mengeluarkan ulasan keras atas tuduhan AS bahwa Iran telah membantu persenjataan kumpulan Hizbullah di Lubnon. Pemimpin Hizbullah, Syed Hassan Nasrullah dengan tegas mengatakan bahwa dia merasa bangga telah menjadi musuh "Setan Besar" iaitu Amerika Serikat.

Dalam pernyataan hari Minggu (13/1) malam, Nasrullah mengatakan dia tidak takut dengan ancaman AS dan tidak akan sembunyi. "Saya tidak akan sembunyi. Saya merasa bangga ketika Bush membincangkan tentang Hizbullah dan gerakan-gerakan penentangan terhadap AS, karana ketika Firaun dan Setan Besar menuding kami dan memandang kami sebagai musuh mereka, ini merupakan kehormatan bagi kami, " tambah Nasrullah.

Dalam rangkaian kunjungannya ke Timur Tengah, Presiden AS George W. Bush semasa berucap di Uni Emirat Arab melontarkan kecamannya terhadap Iran dan Hizbullah. Bush mengatakan bahwa Iran adalah negara terdepan di dunia dalam mengeksport aktivitas pengganas. Bush juga menuding Iran telah memberikan bantuan ratusan juta dollar untuk para ekstrimis di seluruh dunia, salah satunya untuk kumpulan Hizbullah.

Hassan Nasrullah mengatakan, Bush gagal meyakinkan dunia tentang tuduhannya terhadap aktivitas nuklier Iran dan sedang mencari cara lain untuk "menghancurkan" Iran yaitu dengan menuduh bahwa Negara Republik Islam Iran berada di balik kumpulan2 terorisme di Libanon, Palestina, Iraq dan Afghanistan.

"Di mana ada perlawanan, Iran selalu dituding telah membantu gerakan perlawan itu, dan gerakan perlawanan ini dimata Bush adalah para teroris. Padahal dia-lah (Bush) yang mendukung terorisme, melakukan pembunuhan dan menyemarakkan peperangan, " tandas Nasrullah.

Ia menambahkan, buat AS, "Ketika sebuah negara seperti Iran atau Syria membantu gerakan-gerakan perlawanan yang membela anak-anak, kaum perempuan, rumah-rumah, tanah dan tempat-tempat suci dari cengkeraman Zionis Israel, maka negara itu dilihatnya sebagai negara teroris yang mendukung terorisme. "

Iran: Bush Tak Paham Politik
Seperti biasanya, Iran tenang mendengar pernyataan-pernyataan Bush tentang Negara Para Mullah itu. Menteri luar Iran Manouchehr Mottaki menilai Bush tidak faham politik Timur Tengah, terutama politik di Libanon.

"Mereka (AS) tidak punya gambaran yang nyata berdasarkan realiti-realiti yang terjadi di kawasan ini. Mereka terus saja menciptakan ketegangan di kalangan negara-negara di Timur Tengah dan menerapkan pendekatan yang juga sepihak pada Libanon, " kritik Motakki.

Ia mencontohkan, setelah persidangan Annapolis, AS tetap mendiamkan tindakan rejim Zionis Israel yang terus menerus menyerang rakyat Palestina, khususnya di Kawasan Gaza.

Dalam rangkaiannya ke sejumlah negara Timur Tengah, sangat jelas misi Bush untuk menyemai kebencian negara-negara Timur Tengah terhadap Iran. Namun, seruan Bush agar negara-negara Timur Tengah beramai-ramai melawan Iran, tidak mendapat sambutan dan dianggap dingin. Misi Bush pun gagal lagi? (eramuslim)

No comments: